Stock Screening atau menyaring saham-saham terbaik dari ratusan saham terdaftar di bursa merupakan kemampuan yang wajib dikuasai oleh siapapun yang berkecimpung dalam dunia pasar modal baik oleh trader maupun oleh investor. Saat ini sudah banyak sekali platform screening saham gratis maupun berbayar dengan berbagai fitur unggulan dan cara penggunaan yang berbeda-beda di masing-masing platform. Salah satu platform screening saham terbaik yang menjadi andalan i-bisnis.com dalam menyaring saham-saham di bursa efek Indonesia yaitu Trading View.
Tradingview.com merupakan platform yang sudah banyak dikenal oleh para pelaku pasar finansial baik secara individu bahkan berbagai platform besar pun banyak mengandalkan Tradingview sebagai salah satu fitur pendukung terutama dalam menampilkan analisa chart. Tradingview tidak hanya unggul dalam fitur-fitur charting, tetapi juga sangat baik dalam screening atau menyaring saham-saham unggulan dari berbagai bursa di dunia. Bagaimana cara menyaring saham-saham terbaik yang sesuai dengan strategi trading atau investasi kita menggunakan tradingview?
Sebelumnya kita perlu mengenal fitur-fitur yang ada pada screener tradingview untuk memahami fungsi dari fitur-fitur yang ada sehingga kita dapat mengoptimalkan proses screening.
Halaman utama Tradingview
Untuk membuka fitur screener saham dari halaman utama tradingview maka pertama tentu kita perlu membuka situs https://www.tradingview.com kemudian pilih Product > Screener > Stock. Anda tidak perlu khawatir dengan regional yang ada karena berikutnya kita akan segera memindahkan regional default menjadi regional Indonesia. Perlu diketahui pula bahwa untuk menggunakan fitur dasar dari tradingview ini kita tidak perlu mendaftar atau berlangganan fitur. Namun akan lebih baik jika kalian melakukan pendaftaran sebagai free user (basic) sehingga Anda dapat menyimpan pengaturan-pengaturan yang sudah Anda buat.
Tool Bar pada screener tradingview
Pada halaman Stock Screener kalian akan menemukan Tool Bar di bagian atas deretan saham, pada tersebutlah kita nantinya kita akan membuat pengaturan screening dan mengubah tampilan tabel.
Sambil mempelajari fungsi masing-masing fitur pada screener saham tradingview mari kita sekaligus membuat pengaturan dengan langkah-langkah sbb:
f. Markets : Pengaturan pertama akan kita mulai dari mengatur regional bursa yang ingin kita saring. Untuk menampilkan saham-saham dari bursa efek Indonesia maka kita perlu menggantinya dengan memilih negara Indonesia melalui kolom pencarian lalu pilih Indonesia dan pilih Apply.
h. Screens : Ini merupakan bagian paling menarik dari Screener pada Tradingview, Screens berfungsi untuk mengurutkan tampilan daftar saham berdasar kategori yang dipilih. Terdapat 18 pilihan yang dapat kita gunakan. Berikut ini empat pilihan favorit dari i-bisnis:
Most Capitalized : Menampilkan deretan saham-saham yang memiliki market cap. (pangsa pasar) besar yang umumnya menjadi penggerak utama IHSG. Pilihan ini cocok bagi investor yang suka mengkoleksi saham-saham bluechip.
Volume Leaders : Volume merupakan penggerak suatu saham yang dapat mengubah trend suatu emiten. Dengan memilih Volume Leaders kita dapat mengetahui saham-saham apa yang sedang ramai diperdagangkan. Sebelum terjadi perubahan Trend, umumnya akan diawali dengan perubahan volume perdagangan, sehingga pilihan ini cocok digunakan bagi trader baik untuk scalping, daily trade, swing trading, trend following, dsb.
High-dividend : High Dividend akan menampilkan pilihan saham-saham yang membagikan keuntungan pada investornya dalam jumlah relatif besar. Pilihan ini cocok bagi investor yang mengharapkan imbal hasil investasi berupa dividen.
Earning this week : Menampilkan saham-saham yang berhasil mencetak laba cukup besar dalam sepekan terakhir. Pilihan ini cocok bagi investor yang mengharapkan investasi pada perusahaan yang bertumbuh.
b, c. Column Set : Berfungsi untuk menampilkan data-data yang kita butuhkan dalam tabel. Secara default sudah terdapat 10 pilihan yang dapat membantu kita dalam membuat analisa lebih dalam. Keseluruhan set menampilkan data yang berbeda-beda dan memiliki fungsi yang berbeda pula sehingga kita perlu mengkombinasikan dengan Screens (h) pilihan kita sebelumnya. Selain itu kita juga dapat menambahkan filter dari golongan data yang ditampilkan. Kombinasi pilihan i-bisnis akan kita bahas di bagian akhir.
i. Filters : Berisi berbagai screening tambahan untuk melengkapi syarat-syarat pilihan saham yang kita inginkan yang belum tersaring pada Screens (h). Sebagai contoh jika kita memilih Screens berdasarkan analisa finansial, kita bisa menambahkan saringan secara teknikal seperti volume untuk menjaga tingkat likuiditas atau indikator lainnya agar saham yang kita pilih lebih sesuai dengan kriteria yang kita inginkan.
e. Time Interval : Dalam analisis teknikal Time Interval merupakan data dari satuan waktu pada setiap pergerakan. Sebagai contoh, ketika kita memilih time interval 1D (satu harian) maka screener akan melakukan analisa berdasarkan kumpulan data-data pergerakan harga saham perharinya. Begitu pula jika memilih 1W (satu mingguan) atau 1M (satu bulanan). Jika kita merupakan trader harian maka kita dapat melakukan screening menggunakan interval 1D, atau bagi swing trader dan trend follower dengan jangka beberapa minggu, maka kita bisa memilih interval 1W, atau bahkan bagi investor yang ingin memastikan bahwa dalam jangka panjang yang berharap saham yang dipilihnya masih akanmemiliki trend positif maka dapat menggunakan interval 1M.
a. Refresh Interval : Sistem dalam Tradingview akan terus menerus memperbarui data yang ada, sehingga dalam waktu beberapa menit, bisa saja screener membuat penilaian yang berbeda, oleh sebab itu kita memerlukan fitur ini untuk memperbarui daftar screening secara berkala.
g. Alert : Alert dapat menampilkan perubahan pada daftar hasil screening secara live. Selama pasar berlangsung alert akan menampilkan emiten-emiten baru yang memasuki kriteria.
d. Export data to CSV File : Ada kalanya investor atau trader memerlukan analisa lebih mendalam secara manual. Fitur ini berguna untuk mendukung hal tersebut sehingga investor atau trader dapat mengunduh tabel yang ada ke dalam file CSV yang dapat dibuka menggunakan aplikasi pengolah data seperti Ms. Excel atau sejenisnya.
Cara screening saham dengan Tradingview untuk Trading dan Investing
Secara garis besar, fitur utama dalam menu penyaring saham Tradingview merupakan fitur Screens (h) yang secara otomatis melakukan kalkulasi baik secara fundamental maupun teknikal untuk memperoleh susunan peringkat daftar saham-saham terbaik sesuai pilihan kita. Namun hasil pemilihan yang dibuat oleh screener saham Tradingview masih belum sempurna karena dalam menilai kondisi suatu saham yang benar-benar sesuai sangatlah subjektif. Maka kita tetap perlu melakukan penyesuaian dengan menambahkan Filter, memperhatikan nilai-nilai indikator dan performa finansial lalu melakukan cek ulang pada live chart untuk membuat penilaian yang lebih sesuai dengan strategi Anda. Berikut ini dua contoh dalam melakukan screening saham untuk investor maupun trader:
a. Screening saham untuk Investor dan Dividend Hunter
Dividen merupakan salah satu keuntungan yang bisa kita dapat dalam berinvestasi saham. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi besaran dividen yang dapat diterima investor antara lain yaitu Net Profit, Dividend Payout Ratio, Dividend Yield. Berdasarkan hal tersebut maka pengaturan yang cukup sesuai yaitu menggunakan Screens: “High-Dividend” dan Column Set: “Dividends”, tambahkan juga Filter: “Average Volume (30 day)” sesuai dengan tingkat likuiditas yang Anda butuhkan.
Setelah menemukan saham-saham dengan performa pembagian dividen cukup besar berikutnya yang perlu Anda lakukan adalah melakukan pantauan chart untuk menemukan titik entry (buy) di harga bottom reversal.
b. Screening saham untuk Day Trading, Swing Trading dan Trend Following
Dalam strategi Swing Trading atau pun Trend Following titik entry dan exit menjadi bagian terpenting. Banyaknya jumlah saham yang terdaftar di bursa memang dapat menjadi kesempatan yang baik dalam berbagai kondisi pasar. Namun tentunya akan merepotkan jika kita harus membuat analisa setiap emiten satu per satu. Bahkan pada suatu waktu kita seringnya terlambat mengenali perubahan trend. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa umumnya trend berubah dengan dipengaruhi oleh volume maka dalam proses penyaringan untuk strategi ini yaitu menggunakan Screens (h) : “Volume Leaders”, Column Set : “Trend-Following”, Filter : “Average Volume (30 day)”, lalu buat filter lagi pada bagian Moving Average (3) dengan memilih “Strong Buy”.
Sekali lagi, setelah mendapatkan hasil screening yang berikutnya perlu dilakukan yaitu melakukan analisa pada live chart untuk membuat trading plan, menentukan posisi entry dan exit. Sebagai contoh analisis sebagai berikut:
Additional Setup Filter:
! Catatan penting !
Screener saham hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam memilih beberapa saham dari ratusan jumlah saham yang terdaftar di bursa. Hasil yang ditampilkan tidak menjamin kinerja perusahaan di masa depan maka tetap diperlukan analisa secara mandiri untuk menentukan emiten pilihan investasi Anda.
“Orang yang memiliki sasaran, sukses karena mereka
Penggunaan Robot trading cryptocurrency bukan lagi hal yang perlu ditakuti
karena telah ada aplikasi robot trading criptocurrency gratis dan anti
penipuan karena semua aktivitas perdagangan serta keuntungan trading akan
langsung terintegrasi dengan saldo dompet digital Anda. Hal itu dapat
dilakukan karena Robot trading cryptocurrency ini menggunakan sistem API
(Aplication Programming Interface) yang dapat mengintegrasikan data antara
dua aplikasi berbeda.
Aplikasi Robot trading cryptocurrency tersebut bernama BitUniverse. Sayangnya
tidak semua exchange cryptocurrency dapat terintegrasi dengan aplikasi ini,
hingga saat ini Indodax merupakan satu-satunya exchange cryptocurrency di
Indonesia yang dapat terintegrasi dengan BitUniverse. Namun jika Anda pengguna
exchange global, BitUniverse pun telah terintegrasi dengan banyak platform
exchange cryptocurrency seperti Binance, Gate.io, Huobi.Pro, Poloniex, dll.
Sebelumnya pastikan terlebih dahulu bahwa platform exchange kalian telah
memiliki fitur API.
A. Membuat Akun Robot Trading BitUniverse
Berikutnya Anda hanya perlu download aplikasi BitUniverse di AppStore milik
Apple atau Google Play untuk Android. Selanjutnya Anda dapat mengikuti
langkah berikut:
Pilih tombol Me di sisi kanan
bawah
Klik pada Sign in / Sign up
Klik lagi pada Sign up >
Isi alamat
email dan password untuk
mendaftar
Klik Send untuk memperoleh kode
verifikasi
Buka email yang Anda terima dari BitUniverse lalu masukan kode verifikasi
pada kotak tersebut
Terakhir klik Sign up dan Anda
akan langsung berada pada halaman utama BitUniverse.
B. Membuat koneksi API Robot Trading BitUniverse dengan akun Indodax
Untuk langkah awal pendaftaran telah kita lewati, kini kita lanjutkan pada
tahap menghubungkan akun BitUniverse dengan Indodax sebelum Anda dapat
menggunakan Robot trading Cryptocurrency tersebut. Integrasi antara
BitUniverse dan Indodax akan dilakukan menggunakan kode API yang hanya
dapat kita temukan pada Indodax versi website. Maka siapkan browser Anda
dan ikuti langkah-langkah berikut:
Setelah melakukan Login pada akun Indodax Anda pada web browser, silahkan
pilih Menu kemudian Trade API
Berikan nama Label, Anda bebas menuliskan apapun, untuk sementara
kita beri nama “BitUniverse1”
Untuk bagian Permission cukup kita tambahkan opsi Trade
Berikan persetujuan pada Syarat dan Ketentuan
Klik pada tombol Kirim Pin SMS untuk memperoleh kode keamanan
Masukan kode yang Anda terima pada kotak nomor 6
Lalu klik pada tombol Aktifkan Trade API
Pihak Indodax akan mengirimkan email konfirmasi untuk mengaktifkan fitur
API, lanjutkan dengan klik pada link yang diberikan
Selanjutnya Anda akan dibawa pada halaman yang berisi QR Code, API Key dan
Secret Key. Untuk sementara abaikan halaman tersebut karena kita harus
berpindah pada aplikasi Robot trading cryptocurrency yang sudah kita
lakukan pendaftaran sebelumnya yaitu BitUniverse.
Pada halaman utama BitUniverse, Pastikan Anda telah memilih tab
Portfolio yang berada disisi kiri bawah
Selanjutnya klik pada tombol + pada pojok kanan atas lalu Anda akan
dibawa pada halaman yang berisi daftar platform yang dapat terintegrasi
dengan BitUniverse
Untuk mempermudah dalam menemukan platform Indodax silahkan klik pada tombol
pencarian di pojok kanan atas
Ketikan Indodax pada kolom pencarian, lalu kik pada ikon Indodax dari
hasil pencarian
Disini kita menemukan dua kotak kunci integrasi API, silahkan copy satu per
satu antara API Key dan API Secret yang kita dapat dari
langkah nomor 9
Terakhir tinggal kita hubungkan dengan klik tombol Import
Voila!! Kini Robot BitUniverse kita sudah terhubung dengan akun Indodax
dan siap untuk melakukan trading cryptocurrency. Anda dapat membuat lebih dari
dua koneksi API untuk berjaga-jaga jika salah satunya mengalami error. Persiapan
kita belum selesai di sini, kita perlu melanjutkan pada tahap Setup sebelum
membiarkan Robot trading cryptocurrency kita siap untuk berjalan secara
otomatis.
C. Membuat Robot Trading Cryptocurrency Indodax
Sebelum Robot kita siap untuk melakukan trading kita perlu mengetahui
bagaimana cara kerja robot tersebut dan bagaimana membuat pengaturan yang
terbaik. Untuk memudahkan pemahaman mari kita buat contoh membuat trading
robot untuk pair BCD/IDR sebagai berikut:
Buka tab Trade di bagian bawah tengah dari BitUniverse, lalu
pilih Bot di bagian atas tengah, kemudian di bawah Bot bisa kita
temukan Pair dengan anak panah ke bawah, silahkan klik pada pair
tersebut.
Karena kita akan menggunakan pair IDR maka silahkan pilih tab
IDR di bawah tulisan Indodax. Maka kita akan disuguhkan dengan
deretan koin-koin yang juga sama persis terdapat pada platform Indodax.
Silahkan Scroll atau klik tombol pencarian untuk menemukan pair
BCD/IDR lalu pilih pair tersebut.
Sekarang kita sudah dapat membuat Robot untuk pair BCD/IDR. Klik pada
tombol +Create a bot (BCD/IDR)
Selanjutnya akan muncul halaman untuk pembuatan Robot pertama kita.
Saat ini BitUniverse hanya memiliki satu jenis robot yaitu
Grid Trading Bot. Grid Trading Bot bekerja dengan cara membagi
dana investasi kita ke dalam beberapa Grid (titik jual/beli) seluas
Lower Limit dan Upper Limit yang ditetapkan. Kita bebas memilih
langsung menggunakan opsi Use AI strategy atau menggunakan
pengaturan sendiri dengan memilih Set myself, untuk pemahaman
yang lebih detail kita coba menggunakan Set Myself
Untuk menentukan Lower Limit dan Upper Limit sebaiknya
kita menggunakan prinsip Support/Resistant pada analisa teknikal.
Sebagai contoh analisa sebagai berikut:
Seperti yang terlihat bahwa BCD sering kali mengalami sideways panjang
di area 29.400-51.800 Rupiah dan saat ini harga BCD berada di antara
kedua range harga tersebut, maka area tersebut merupakan area yang
cocok untuk digunakan sebagai lahan yang dapat digunakan oleh robot
untuk membagi jumlah investasi kita.
Namun karena keterbatasan budget dan untuk mempersempit jarak antar
grid maka Lower Limit bisa kita ambil target yang lebih mendekati
titik start kita maka hasil akhir kita dapatkan range 36.600-51.800.
Nilai minimum yang direkomendasikan per grid oleh robot saat itu
senilai 0,278 BCD (Nilai dapat berubah-ubah tergantung harga koin saat
itu). Untuk pair yang berbeda pun akan memiliki nilai minimum berbeda
pula. Di sinilah kita perlu bereksperimen untuk memaksimalkan antara
modal dengan jumlah grid.
Pertama kita tentukan jumlah koin per grid yang kita harapkan semisal
kita bulatkan sebesar 0.3 BCD, lalu dengan estimasi contoh modal yang
ingin kita tempatkan maksimum sebanyak Rp. 500.000,- selanjutnya kita
coba mengatur jumlah grid, dalam contoh berikut jumlah maksimum grid
yang dapat kita buat sebanyak 36 grid dengan nominal yang diperlukan
sebanyak Rp. 487.535,80 dan estimasi profit per grid yang tereksekusi
sebanyak 0,84%-1.18%.
Setelah seluruh pengaturan selesai kita tentukan terakhir kita tekan
tombol Create. Lalu klik Confirm jika muncul popup Hint.
Nah, begitulah cara pembuatan robot trading cryptocurrency menggunakan
BitUniverse yang terintegrasi langsung dengan akun Indodax. Kini yang
menjadi pertanyaan kita ialah bagaimana kita dapat memilih pair yang cocok
untuk digunakan pada robot trading?
D. Tips memilih pair cryptocurrency yang cocok digunakan pada robot
trading
Tidak semua koin Cryptocurrency cocok untuk diperdagangkan menggunakan
robot grid trading. Grid trading paling cocok digunakan pada saat trend
bullish & sideways. Maka sebaiknya kita perlu lebih selektif dalam
memilih pair. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda pertimbangkan
sebelum memilih pair untuk digunakan pada robot:
Likuiditas
Pastikan bahwa koin cryptocurrency yang Anda pilih memiliki likuiditas
yang cukup sehingga setiap open order yang dibuat oleh robot trading
dapat diserap oleh pasar dengan baik. Untuk menilai tingkat
likuiditas, Anda dapat memperhatikan jumlah volume trading harian.
Membentuk Base
Base merupakan rentang harga yang cukup lama berlangsung dalam trend
sideways. Sebagai contoh dapat Anda perhatikan bagaimana kami memilih
BCD/IDR dengan rentang harga 29.400-51.800 pada langkah pembuatan
robot trading sebelumnya.
Start robot saat di dekat Support
Karena robot tersebut akan lebih optimal bekerja pada trend bullish
dan sideways maka sebaiknya Anda menunggu momen yang tepat untuk mulai
menjalankan robot tersebut. Setidaknya jalankan robot dari bawah
pertengahan rentang harga yang Anda tentukan.
Menyesuaikan jarak antar grid (profit/grid)
Semakin lebar jarak antar grid memang memberikan potensi persentase
profit yang lebih besar tetapi grid yang dibuat oleh robot akan
semakin lama dicapai oleh pasar. Begitu pula sebaliknya.
Set alarm ketika harga keluar dari range
Sayangnya sistem pada robot BitUniverse untuk saat ini belum tersedia
fitur Stop Loss atau Take Profit yang dapat menghentikan robot ketika
harga bergerak di luar rentang harga yang kita tentukan. Oleh sebab
itu sebaiknya Anda menggunakan fitur alarm yang dapat memberikan
notifikasi ketika harga bergerak di luar ekspektasi.
Catatan:Pihak BitUniverse mengkonfirmasi bahwa API pada platform Indodax
hanya dapat menerima 60 open order (buy & sell) per menit. Oleh
sebab itu, sebaiknya Anda mengatur agar total grid yang dibuat pada
robot tidak melebihi 60 grid untuk mengantisipasi munculnya error
API. Atau jika Anda menghendaki kenyamanan lebih Anda dapat menggunakan
platform Binance yang tidak memiliki batas open order. Atau Anda dapat
menggunakan robot rekanan BitUniverse yang bernama Pionex yang
tidak memerlukan API tetapi Anda harus melakukan deposit ke platform
tersebut. Dikarenakan platform Binance dan Pionex merupakan platform
global maka mereka menggunakan USDT sebagai default currency.
Kelebihan dan kekurangan masing-masing robot:
BitUniverse feat Indodax: Proses deposit, withdraw, buy dan sell
berlangsung pada akun Indodax atas perintah robot BitUniverse sehingga
Anda dapat bertransaksi menggunakan pair /IDR. Tetapi sering muncul
error akibat keterbatasan sistem API Indodax.
BitUniverse feat Binance: Proses deposit, withdraw, buy dan sell
berlangsung pada akun Binance atas perintah robot BitUniverse sehingga
untuk dapat bertransaksi perlu memiliki USDT. Sistem API pada Binance
tidak memiliki batasan seperti pada Indosax sehingga hampir tidak pernah
ditemukan error API.
BitUniverse vs Pionex: BitUniverse hanya berlaku sebagai pemberi
perintah jual-beli sehingga keseluruhan saldo Anda akan tetap aman pada
platform exchange utama Anda. Sedangkan untuk menggunakan Pionex. Anda
harus melakukan deposit terlebih dahulu dan tidak dapat menggunakan pair
IDR sehingga cukup merepotkan, Pionex memiliki 12 fitur trading bot dan
fitur Arbitrage, serta dengan melakukan deposit maka Anda tidak perlu
malakukan setup API dsb.
Aplikasi dapat didownload melalui link berikut (gunakan kode referral
untuk memperoleh bonus menarik dari masing-masing platform).
Akhirnya pada tanggal 25 Mei 2020, Indo Premier Sekuritas mengeluarkan
aplikasi mobile terbaru mereka. Masih mengusung nama yang sama yaitu IPOT
(Indo Premier Online Technology), namun kali ini aplikasi IPOT terbaru
akan mampu mewakili kegunaan dari keseluruhan jenis aplikasi IPOT
pendahulunya (IPOT GO, IPOT Ultima dan IPOT News) dengan tampilan yang
jauh lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Cara trading di aplikasi
ipot terbaru juga tidak jauh berbeda dengan konsep cara menggunakan ipot
ultima. Fasilitas IPOT Robo Trader (IPOT Robot) atau sebelumnya dikenal
dengan IPOT ATM (Auto Trading Machine) yang pertama kali diluncurkan pada
IPOT Ultima.
Sebelum kita menggunakan Robot IPOT, pastikan terlebih dahulu bahwa Anda sudah
menggunakan aplikasi IPOT versi terbaru yang bisa diunduh melalui Play Store
(Android) atau App Store (iOS) dengan ikon yang terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1 - Logo Aplikasi IPOT terbaru
Cara pakai IPOT Robot sangat sederhana namun Anda harus memahami bahwa robot
ini hanya bekerja sebagai Auto Executor, dengan begitu Anda tetap harus
melakukan analisa sendiri lalu menentukan jenis eksekusi yang Anda harapkan
dapat terjadi menurut hasil analisa Anda. Berikutnya langsung saja kita
jelajahi aplikasi tersebut.
Memiliki sebuah bisnis merupakan suatu impian hampir bagi setiap orang.
Namun untuk dapat membangun sebuah bisnis dari awal akan membutuhkan banyak
sumber daya, fokus dan pengalaman. Seiring perkembangan jaman, muncul sebuah
inovasi untuk menghimpun masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi sebagai
investor dalam membangun maupun mengembangkan sebuah wirausaha dalam skala
UKM melalui suatu platform online yang disebut Equity Crowdfunding.
Dengan deskripsi singkat tersebut mungkin Anda akan membayangkan sebuah
platform seperti Peer to Peer Lending yang pernah i-bisnis perkenalkan dalam
artikel lalu. Meski memiliki prinsip kerja yang mirip dengan P2P Lending,
namun Equity Crowdfunding menawarkan profit yang berkelanjutan. Berbeda dengan
P2P Lending yang hanya memberikan return berupa bunga pinjaman hingga akhir
masa tenor, Equity Crowdfunding menawarkan return berupa Dividend layaknya
berinvestasi saham di pasar modal. Dengan kata lain Equity Crowdfunding adalah
bursa efek skala mikro yang berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat
sebagai pertukaran kepemilikan saham suatu perusahan UKM.
Ini merupakan bagian paling menarik ketika berinvestasi lewat perusahaan
Equity Crowdfunding di Indonesia dibandingkan dengan berinvestasi saham,
ketika rata-rata saham hanya menawarkan dividend yield sekitar 2%-8%, namun
pada Equity Crowdfunding dapat menawarkan dividend yield sebesar 10%-30%.
Tidak hanya itu, masing-masing UKM yang terdaftar pada platform Equity
Crowdfunding Indonesia juga bebas menentukan jangka waktu pembagian dividend
mulai dari setiap bulan, 3 bulanan, 6 bulanan, hingga paling lama dalam jangka
12 bulan bergantung pula pada kebijakan masing-masing platform. Seperti halnya
saham, pembagian nilai dividend ini tidak tetap, namun dimungkinkan dalam
beberapa kondisi seperti ketika perusahaan sedang tidak tidak memperoleh
untung, maka bisa saja tidak ada pembagian dividend pada periode tersebut.
Kembali pada prinsip higher risk – higher return, meski menawarkan imbal hasil
jauh lebih tinggi dibanding saham di bursa efek, berinvestasi pada perusahaan
Equity Crowdfunding di Indonesia tidak memiliki likuiditas saham alias
sahamnya tidak dapat diperjual-belikan secara umum seperti saham perusahaan
terbuka (Tbk.) di bursa efek. Lalu bagaimana jika ternyata investasi kita di
Equity Crowdfunding mengalami kegagalan semisal UKM tersebut mengalami
bankrupt? Maka akan kembali pada aturan OJK mengenai pembagian nilai aset
setelah hutang kepada pemilik saham sebesar persentase kepemilikan.
Oleh sebab itu dalam memilih perusahaan Equity Crowdfunding di Indonesia untuk
berinvestasi, Anda perlu memperhatikan apakah platform tersebut telah memiliki
ijin resmi dari OJK dan benar-benar terpublikasi dalam situs OJK.
Berhati-hatilah terhadap modus penipuan karena ada beberapa platform yang
mengaku memiliki ijin OJK namun ijin tersebut palsu atau belum diakui secara
resmi oleh OJK.
Perusahaan Equity Crowdfunding di Indonesia yang secara resmi telah terdaftar
di situs OJK:
Santara merupakan Equity Crowdfunding pertama di Indonesia yang berhasil
memegang ijin OJK dengan nomor KEP-59/D.04/2019 sejak tanggal 06 Sept
2019 lalu. Bertempat di Sleman – Yogyakarta dengan nama PT. Santara Daya
Inspiratama didirikan oleh Avesena Reza sebagai founder bersama
rekan-rekannya, Krishna Wijaya dan Mardigu Wowiek. Sejak berdiri,
Santara terus berupaya mengembangkan fasilitasnya untuk mempermudah
pengguna layanannya salah satunya dengan menciptakan aplikasi mobile
yang dapat diunduh melalui Google Play (Android) maupun AppStore (iOS).
Selain itu Santara juga sedang berupaya agar dapat bekerjasama dengan
KSEI sebagai penjamin efek agar investor dapat berinvestasi dengan lebih
nyaman. Tidak hanya itu, Santara juga menawarkan fasilitas perdagangan
efek yang hanya dilakukan sebanyak 2 periode dalam 1 tahun. Fasilitas
yang akan didapat oleh investor berupa laporan keuangan perusahaan yang
diterbitkan setiap bulan demi menjaga keterbukaan informasi terhadap
investor.
Sayangnya pembagian dividen dalam platform ini kurang fleksibel karena
sudah ditentukan setiap 6 bulan sekali. Saat artikel ini ditulis,
Santara menyebutkan bahwa telah ada 4.325 UKM yang berusaha mendaftar,
namun dengan metode penyaringan yang cukup ketat baru 23 UKM yang
diloloskan. Hal ini menjadi bukti keseriusan Santara dalam menjaga
kepercayaan investor.
Update Review Pengalaman Investasi di Santara:
Sejak adanya pergantian kepemimpinan dan kepengurusan, performa Santara
justru semakin memburuk ditandai dengan banyaknya keluhan investor yang
merasa dirugikan akibat laporan usaha yang tidak konsisten, pembagian
dividen yang semakin jauh dari kesepakatan, aksi buy-back pengusaha yang
tidak mengikuti harga aktual, maupun beberapa error dalam aplikasi seperti
problem withdrawal dan KYC yang berulang-ulang. Jika Anda berencana untuk
berinvestasi pada Santara sebaiknya Anda lebih waspada dalam memilih
emiten yang listing.
Equity Crowdfunding Indonesia yang sudah terdaftar di OJK berikutnya
adalah Bizhare dengan nomor KEP-59/D.04/2019 yang diterbitkan per tanggal
06 Nov 2019. Platform Bizhare didirikan di tahun 2017 oleh Heinrich
Vincent dengan nama PT. Investasi Digital Nusantara dan berkantor di
daerah Menteng – Jakarta Pusat. Keunikan yang ditawarkan oleh Bizhare
yaitu platform ini hanya terfokus pada jenis bisnis franchise yang sudah
memiliki sistem bisnis tertata dan teruji. Selain itu, masing-masing
entitas bisnis bebas menentukan interval pembagian dividend-nya. Dalam hal
aplikasi mobile, Bizhare menyediakan versi web-app, suatu aplikasi mobile
berbasis website yang tidak tersedia di Play Store maupun AppStore, untuk
menginstall aplikasi tersebut pada perangkat Anda, Anda cukup membuka
website bizhare.id melalui browser bawaan perangkat Anda. Pada website
tersebut nantinya akan muncul sebuah pop-up yang menawarkan instalasi
aplikasi ke perangkat Anda. Seperti halnya pada platform Santara, Bizhare
juga menyajikan Laporan keuangan setiap bulan kepada para investor atas
setiap bisnis yang dipilih.
Tepat pada penutupan akhir tahun 2019, CrowdDana menyusul sebagai
Equity Crowdfunding yang berhasil mendapatkan ijin dari OJK dengan
nomor KEP-93/D.04/2019 yang dirilis tepat tanggal 31 Desember 2019. CrowdDana
yang didirikan oleh James Wiryadi, Stevanus Halim dan Handison Jaya
terfokus pada pendanaan pada proyek properti. Bisnis properti memang
merupakan bisnis yang tidak hanya terbilang aman namun juga mememberikan
return cukup tinggi karena nilai properti yang selalu naik. Keuntungan
yang bisa didapat oleh Equity Crowdfunding ini berupa Dividend Yield
sebesar 11%-25% serta Capital Gain sebesar 5% karena pertumbuhan nilai
aset (pertumbuhan rata-rata harga properti). Seperti pada platform
Santara, CrowdDana juga menyediakan perdagangan saham di pasar sekunder
sebanyak 2x setiap tahunnya demi menjaga nilai likuiditas saham.
Dalam pengembangan platform, mereka telah merilis aplikasi mobile yang
dapat diunduh di google play, CrowdDana juga berencana mengembangkan
platform miliknya untuk menggandeng lini bisnis lain seperti kuliner dan
jasa.
Berinvestasi dalam platform Equity Crowdfunding Indonesia terbilang cukup
aman dibanding berinvestasi sendiri secara langsung karena penyedia
layanan tersebut tidak hanya menjadi perantara saja namun juga memiliki
para ahli penilai risiko yang akan memilih UKM yang benar-benar memiliki
prospek kinerja yang baik. Selain itu mereka memiliki team manajemen
bisnis berpengalaman yang bertugas untuk memberikan edukasi kepada UKM dan
memperbaiki sistem tata kelola agar lebih efisien.
Setiap platform Equity Crowdfunding tersebut juga menerapkan peraturan OJK
mengenai kepemilikan dan permodalan badan usaha skala UKM yaitu:
Setiap pemodal dengan penghasilan sampai dengan Rp.500.000.000 (lima
ratus juta rupiah) per tahun, maka batas maksimal investasi pemodal
tersebut adalah 5% dari jumlah pendapatan per tahun.
Setiap pemodal dengan penghasilan lebih dari Rp.500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) per tahun, maka batas maksimal investasi pemodal tersebut
adalah 10% dari jumlah pendapatan per tahun.
Poin 1 dan 2 tidak berlaku dalam hal pemodal merupakan badan hukum atau
pemodal yang telah memiliki pengalaman berinvestasi di pasar modal yang
dibuktikan dengan kepemilikan rekening efek paling sedikit 2 tahun
sebelum penawaran saham.
Jumlah kepemilikan UKM tidak boleh lebih dari 300 pihak individu maupun
lembaga.
Maksimum dana yang dapat dihimpun dari masyarakat melalui platform
Equity Crowdfunding sebanyak 10 Miliar Rupiah.
Oleh karena aturan-aturan tersebut, harga per satu lot (jumlah minimum
pembelian setiap entitas bisnis akan berbeda-beda) saham yang ditawarkan
melalui Equity Crowdfunding di Indonesia terbilang cukup mahal.
Bagaimanapun juga, kemampuan dan keputusan berinvestasi sepenuhnya masih
menjadi tanggung jawab investor. Sebelum Anda berinvestasi pada UKM yang
ditawarkan oleh platform Equity Crowdfunding sebaiknya Anda membaca
Prospektus dan Profile Perusahaan yang telah disediakan oleh masing-masing
platform. Anda juga perlu mencari tahu lebih dalam mengenai prospek bisnis
kedepan maupun beberapa review terhadap bisnis tersebut atau bisnis yang
serupa.
Jika Anda tertarik untuk ikut berinvestasi sambil membantu UKM di
Indonesia agar dapat berkembang lebih pesat, Anda dapat mengunjungi situs
di masing-masing platform tersebut. Cara pendaftaran pada platform
tersebut pun tergolong mudah dan sepenuhnya dapat dilakukan secara online.
“Anda tidak harus hebat untuk memulai, tapi Anda harus memulai untuk
menjadi orang hebat.” – Zig Ziglar
Dow Theory dikenal sebagai awal kehadiran analisa teknikal dalam pasar finansial. Dow Theory ditemukan pada tahun 1800-an oleh Charles Henry Dow bersama rekan-rekannya Edward Jones dan Charles Bergstresser. Mereka para pendiri Dow Jones & Company, Inc. dan merumuskan DJIA (Dow Jones Industrial Index). Dow Theory pertama kali dipublikasikan melalui seri artikel dalam Wall Street Journal yang juga mereka temukan bersama.
Sayangnya ketika Charles Dow wafat di tahun 1902, teori tersebut belum terpublikasikan hingga tuntas. Namun dari teori-teori yang ada telah menginspirasi para pengamat pasar finansial dan terus berkembang hingga saat ini dengan masih berdasar pada Dow Theory yang semula.
Seperti yang umumnya diketahui untuk membuat analisa saham dapat dilakukan dengan metode Fundamental Analysis dan atau Technical Analysis. Sebagian besar seminar-seminar yang diadakan oleh Sekuritas maupun para pengamat saham akan selalu mengajarkan untuk menilai saham dari Fundamental Analysis. Fundamental Analysis memang teori paling utama ketika kita berinvestasi pada saham dan memegang peranan paling penting dalam pemilihan saham-saham yang beredar. Namun, kita akan sering menemukan kondisi dimana Emiten (Perusahaan yang terdaftar di bursa) yang memiliki performa baik secara Fundamental namun harga sahamnya semakin menurun.
Kondisi tersebut cukup membingungkan para investor, alih-alih bersuka cita karena memperoleh perusahaan dengan harga lebih murah, justru menekan psikologis mereka dan membuat tidak tenang dalam berinvestasi saham. Hingga pada puncaknya mereka semakin panik lalu menjual rugi seluruh kepemilikan sahamnya untuk memasuki saham lain yang harganya sedang bergerak naik. Kesalahan berikutnya terulang, karena tanpa sadar mereka justru membeli saham ketika sedang berada di puncak harganya dan portofolio mereka kembali terhempas.
Atau dalam kasus lain, ditemukan emiten yang memiliki performa sangat baik, namun secara perhitungan analisa fundamental saham tersebut seharusnya sudah terlalu mahal. Para Fundamentalis akan menunggu hingga harga emiten incarannya tersebut mencapai harga wajarnya namun yang terjadi malah harga saham perusahaan terus menanjak sehingga mereka tak kunjung berinvestasi pada saham tersebut.
Analisa Teknikal hadir untuk menjawab kekhawatiran tersebut, analisa teknikal menilai suatu emiten dengan beracuan pada Price Action di masa lalu sehingga pada akhirnya muncul Trend harga untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa mendatang sehingga investor maupun trader dapat memprediksi besar potensi dan risikonya untuk mempertimbangkan waktu yang paling tepat dalam membuat keputusan ketika investasi saham. Seperti yang dikemukakan di awal mula penemuannya, bahwa analisa teknikal dengan Dow Theory juga dapat digunakan untuk hampir semua jenis produk pasar finansial seperti Forex, komoditas, dan sebagainya.
Inilah 6 poin Dow Theory yang dapat digunakan jika ingin jago berinvestasi saham:
1. The Market Discount Everything
Dow Theory menyatakan bahwa pasar akan mempertimbangkan informasi apapun yang mereka dapat untuk menentukan nilai saham di bursa sehingga harga saham mencerminkan nilai aktualnya. Hal ini sejalan dengan teori Efficient Market Hypothesis (EMH) dimana informasi tersebut dapat berupa kondisi pencapaian perusahaan, keunggulan kompetitif, kompetensi managemen, kondisi ekonomi global maupun domestik, faktor psikologis pelaku pasar, hingga kejadian yang mungkin akan berlangsung di masa depan.
Meskipun tidak semua informasi di dapat oleh setiap pelaku pasar namun Price Action yang dilakukan oleh pelaku pasar akan tercermin dalam harga saham saat itu juga. Hal inilah yang membuat harga saham bergerak fluktuatif mengikuti keinginan pelaku pasar. Teori ini juga menjawab pertanyaan mengapa emiten dengan fundamental baik terkadang harganya malah semakin menurun atau sebaliknya.
Dengan beracuan pada Price Action, analisa teknikal akan mengabaikan segala jenis rumor yang beredar sehingga analisa yang didapat lebih stabil namun juga tetap mengikuti kondisi pergerakan harga saham sedang yang berlangsung.
2. There Are Three Primary Kinds of Market Trends
Menurut Dow Theory, pergerakan harga saham terbagi ke dalam tiga jenis trend yaitu Trend Primer yang berlangsung lebih dari 1 tahun, didalamnya terdapat Trend Sekunder yang melawan arah Trend Primer. Seperti ketika Trend sedang Bullish (Uptrend) maka Trend Sekunder muncul membentuk trend Bearish (Downtrend) yang hanya berlangsung selama 3 minggu hingga 3 Bulan, atau sebaliknya ketika Trend Primer berlangsung Bearish, maka Trend Sekunder akan bergerak Bullish. Sedangkan trend yang lebih pendek disebut sebagai Trend Minor yang berlangsung kurang dari 3 minggu kurang dari 3 minggu yang melawan Trend Sekunder atau beriringan dengan Trend Primer.
Pemisahan 3 jenis trend dalam Dow Theory ini akan sangat membantu ketika investasi saham terutama di bursa Indonesia dimana kita hanya bisa mengambil keuntungan ketika market bergerak Bullish (Jika dibandingkan dengan bursa Amerika dimana investor dapat memasang posisi Short untuk menjual saham tanpa harus memiliki saham tersebut ketika pasar bergerak Bearish dan baru menebusnya ketika harga saham sudah berada di posisi lebih rendah).
Dengan memahami tiga jenis trend tersebut kita dapat memilah saham-saham yang layak beli yaitu saham-saham yang Trend Primer-nya sedang bergerak Bullish. Cara termudah untuk mengidentifikasinya yaitu dengan memperhatikan posisi chart dalam interval yang berbeda. Kita dapat menggunakan chart dengan interval Monthly untuk mengidentifikasi Trend Primer, lalu chart Weekly untuk mengidentifikasi Trend Sekunder dan menggunakan interval Daily untuk mengidentifikasi Trend Minor.
3. Primary Trends Have Three Phases
Dari keseluruhan trend yang disebutkan pada poin ke-2, Dow Theory juga mengemukakan adanya tiga fase pergerakan trend. Ketika pasar bergerak Bullish, akan dimulai dengan fase pertama yaitu saat dimana para investor menilai saham tersebut relatif cukup murah (under value) dan mulai mengkoleksi secara berangsur-angsur sehingga semakin meningkatkan jumlah permintaan saham tersebut dalam beberapa waktu yang disebut sebagai Accumulation Phase. Ketika saham sudah mulai bergerak naik akan semakin banyak investor-investor lain yang mengikuti arus pergerakan saham sehingga harga saham semakin bergerak naik yang disebut sebagai Participation Phase. Trend bullish akan terus berlanjut hingga saatnya para investor menilai harga saham terlampau mahal dan mulai menjual kepemilikan mereka untuk memperoleh profit yang disebut sebagai Excess Phase.
Seperti halnya dalam trend Bullish, tiga jenis fase ini juga terjadi ketika trend Bearish yang dimulai dengan Distribution Phase ketika investor mulai berangsur-angsur menjual sahamnya karena dianggap relatif cukup mahal untuk mengambil keuntungan. Ketika harga saham berangsur-angsur turun maka akan lebih banyak lagi investor lain yang ikut menjual kepemilikan sahamnya yang disebut sebagai Participation Phase. Pada titik terendah terjadi lonjakan penawaran saham oleh investor-investor yang khawatir bahwa penurunan harga saham akan terus berlangsung yang disebut sebagai Panic / Despair Phase.
Pengetahuan ini dimanfaatkan oleh Warren Buffett dalam berinvestasi, beliau pernah mengatakan “Be fearful when others greed and greedy only when others are fearful” (khawatirlah ketika orang lain menjadi rakus dan rakuslah hanya ketika orang lain ketakutan). Warren Buffett justru menyarankan untuk memborong saham ketika harga turun dan menjual saat harga naik. Hal ini sering disalahartikan oleh investor awam, mereka menelan strategi investor nomor satu di dunia tersebut mentah-mentah tanpa memahami tiga fase dari Dow Theory ini. Alih-alih memperoleh keuntungan, justru portofolio mereka merah karena tidak tahu kapan trend penurunan harga tersebut akan berakhir.
Sementara di kalangan trader atau analis menyebut peristiwa tersebut sebagai “catching a falling knive”. Harga yang sedang turun diibaratkan seperti sebuah pisau yang jatuh yang ingin Anda dapatkan, maka akan lebih bijak jika membiarkan pisau itu terjatuh hingga berhenti mencapai tanah sebelum mendapatkannya.
4. Volume Must Confirm The Trend
Mengikuti pola 3 fase pada poin nomor 3, Dow Theory juga menyimpulkan bahwa Trend yang terjadi harus diikuti dengan Volume transaksi yang juga meningkat. Sebagai contoh ketika pasar sedang bergerak Bullish maka seharusnya diikuti dengan volume permintaan yang juga meningkat, penurunan volume transaksi mengisyaratkan adanya pelemahan trend dan kemungkinan trend akan segera berubah.
Dengan mengamati rata-rata volume bergerak kita dapat memastikan kekuatan sebuah trend atau bersiap ketika mengidentifikasi potensi perubahan trend atau bahkan dapat menyelamatkan kita dari false signal dimana trend terlihat berubah arah tanpa diikuti oleh peningkatan volume dan hanya berlangsung singkat.
5. Indices Must Confirm Each Other
Tidak hanya dikonfirmasi oleh volume, dalam Dow Theory juga disebutkan bahwa pergerakan indeks antara satu dengan lainnya harus saling mengkonfirmasi. Dow Theory tercipta pada masa kebangkitan industri yang tersebar luas di berbagai penjuru Amerika. Sedangkan untuk menunjang distribusinya biasanya menggunakan jalur rel. Inilah yang menjadi perhatian Dow dan rekan-rekan untuk membuat dua indeks pergerakan rata-rata yaitu Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan Dow Jones Transportation Average (DJTA). Dengan asumsi bahwa hasil industri yang bertumbuh akan memerlukan transportasi sebagai alat distribusi menuju konsumen, sehingga seharusnya keduanya bergerak searah, jika terjadi perbedaan arah, maka ada sesuatu yang salah di antara keduanya.
Penerapan teori ke-5 ini mungkin akan sedikit berbeda pada era ekonomi global seperti saat ini terutama di bursa negeri kita tercinta Indonesia. Akan muncul banyak sekali pertimbangan dalam memperkirakan sentimen pasar untuk memprediksi kondisi yang sedang atau akan terjadi. Jenis pendekatan untuk menilai potensi pada bursa kita umumnya menggunakan pendekatan Top to Bottom, yaitu dengan berurutan menilai:
Kondisi Global : pertumbuhan ekonomi, keamanan dari peperangan, kebijakan ekspor-impor antar negara, suku bunga acuan dari Bank Dunia, musim yang akan terjadi, dsb.
Kondisi Dalam Negeri : arah kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, cadangan devisa, pertumbuhan ekspor-impor, suku bunga acuan BI, pertumbuhan konsumsi masyarakat, dll.
Performa Perusahaan / Emiten : sektor bergeraknya perusahaan, pertumbuhan rasio pendapatan, pertumbuhan jumlah aset, kondisi hutang, arus kas, kemampuan manajemen, persaingan bisnis, keamanan dari konflik lingkungan internal maupun eksternal, dsb.
Namun para analis teknikal memiliki cara tersendiri dalam membuat perbandingan antar Indeks. Masih dengan menggunakan pendekatan Top to Bottom, analis teknikal akan menilai kondisi dari pergerakan indeks luar negeri (Nasdaq, DJI, Hang Seng, Nikkei) untuk menilai potensi emiten dengan pangsa pasar ekspor. Berikutnya menilai kondisi bursa nasional melalui indeks IHSG serta indeks sektoral (manufacture, misc-industry, basic-industry, consumer, trade, property, infrastructure, finance, mining, agri). Bagian terakhir terakhir memperhatikan trend pada chart emiten itu sendiri.
6. Trends Persist Until a Clear Reversal Occurs
Dow Theory ke-6 menyebutkan bahwa trend akan terus berlanjut hingga muncul tanda-tanda yang jelas mengenai adanya perubahan trend. Seperti yang telah disebutkan dalam poin ke-2, ke-3 dan ke-4 mengenai bentuk trend, fase terjadinya trend, hingga bagaimana volume transaksi mendukung perubahan trend. Pada Dow Theory ke-6 ini akan menenangkan para analis agar tidak mudah panik dalam menilai pergerakan harga saham yang volatile.
Menilai perubahan trend memang bukan hal yang mudah dan butuh ketelitian serta kesabaran untuk memastikan sinyal perubahan trend tersebut terkonfirmasi sempurna. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menilai perubahan trend yaitu antara lain:
Penurunan volume transaksi.
Mencari Divergensi menggunakan indikator tipe oscillator.
Membandingkan posisi high & low trend terakhir dibanding trend sebelumnya.
Membuat batas trend menggunakan Trend Line.
Memperhatikan pergerakan chart terhadap Support & Resistant.
Itulah enam poin Dow Theory yang sangat membantu para analis di pasar finansial sejak jaman dahulu kala dan bahkan hingga saat ini pun masih digunakan dan diadaptasi dengan berbagai strategi investasi lainnya. Berminat untuk menerapkan teori tersebut dalam investasi Anda?
“Dengan gagal merencanakan, Anda sedang merencanakan kegagalan.” – Benjamin Franklin
Dimanakah situs terbaik untuk membaca dan membuat analisa pergerakan grafik
saham? Kemampuan membaca dan menganalisis grafik atau chart saham merupakan
salah satu keunggulan yang tidak dapat diabaikan jika Anda ingin terjun ke dunia
pasar modal. Analisa grafik atau biasa disebut sebagai Analisa Teknikal memegang
peranan penting tidak hanya bagi trader saham, namun juga bagi investor saham
jangka panjang. Dengan memahami analisa teknikal, minimal kita dapat mengetahui
pergerakan trend harga saham, kondisi harga saham dalam fase overpriced /
underprice, mengetahui kapan harus membeli di harga rendah atau memaksimalkan
pendapatan dengan menjual di harga tinggi. Dengan begitu bermanfaatnya kemampuan
menganalisis grafik saham, sering kita temukan penawaran software charting
berbayar, maupun software gratis dengan batasan fitur. Bagi trader atau investor
pemula, tentunya hal itu cukup memberatkan. Kabar baiknya, bahwa ada website /
situs chart saham gratis yang sudah cukup mumpuni untuk membuat analisa chart
saham.
Inilah kelebihan analisa saham menggunakan Chart website vs Chart Aplikasi /
Software:
Tidak memerlukan instalasi software yang dapat mengurangi kapasitas
komputer.
Bisa diakses di mana pun dengan perangkat apa pun yang terhubung ke internet
Bisa membuka lebih dari satu chart dalam satu browser dan memudahkan dalam
memantau berbagai chart saham dalam satu waktu.
Berikut pilihan situs / website terbaik untuk membaca chart saham gratis dan
membuat analisa teknikal:
Chart yang disajikan oleh situs investing.com terbilang cukup lengkap.
Berikut ini beberapa fasilitas yang tersedia dalam Chart saham gratis yang
disediakan investing.com:
Chart Type : Bars, Candles, Hollow Candles, Heikin Ashi, Line, Area,
Baseline, Renko, Line Break, Kagi, Point & Figure
78 Types of Indicator
Chart Comparation
Chart Auto Notification
Snapshot
Multy Frame Viewer
Save & Load Chart Layout
Chart Drawing Tools & Setup
Zoom In/Out
Dengan Sekian banyak kelengkapan fitur yang disuguhkan secara gratis,
i-bisnis merekomendasikan situs ini sebagai website pengolah grafik saham
terbaik hingga saat ini. Sayangnya untuk menampilkan workframe grafik
tersebut tidak dapat dilakukan dalam sekali klik.
Inilah tahapan cara membuka workframe lengkap grafik saham investing.com:
1. Silahkan membuka situs
investing.com. Kemudian pada kolom pencarian ketikan kode emiten saham / nama perusahaan
yang ingin di cari hingga muncul menu drop down berisi pilihan keyword yang
sesuai. Klik pada kode saham yang dimaksud (perhatikan jenis instrumen pada
tulisan berwarna abu-abu agar tidak salah memilih.
2. Selanjutnya Anda akan dibawa pada halaman berisi segala sesuatu mulai dari
informasi umum, grafik, Berita, laporan finansial, analisa teknikal otomatis,
hingga forum publik yang terfokus khusus mengenai emiten saham tersebut. Untuk
membuka chart lengkap, Anda dapat memilih menu Grafik lalu pilih Grafik
Streaming (poin No. 1. Setelah itu Anda akan disuguhi sebuah mini-chart
sederhana. Untuk melanjutkan membuka versi Full Frame, Anda dapat klik pada
tobol bergambar empat panah keluar (poin No. 2).
3. Kini Anda sudah siap membuat pengaturan tipe grafik, menambahkan
indikator-indikator favorit, dan dapat memanfaatkan fitur Draw untuk membuat
garis-garis untuk memulai analisa grafik tersebut.
Note: Agar Anda tidak kehilangan setup grafik yang Anda buat, Anda bisa
menyimpannya dengan klik pada tombol save (simbol awan dengan panah hitam ke
atas). Namun untuk menggunakan fitur ini, Anda harus memiliki akun pada
Investing.com dengan mendaftarkan email Anda tanpa dikenai biaya
berlangganan.
Warning! Berhubungan dengan
diblokirnya situs investing.com oleh Bappebti sehingga tidak dapat diakses
menggunakan server dari Indonesia, maka diperlukan trik khusus untuk
mengaksesnya. Untuk sementara situs investing.com masih dapat diakses
menggunakan browser Mozzilla Firefox yang dilengkapi add-on Anonymox.
Pastikan Anda telah mengaktifkan fitur tersebut sebelum mengakses situs
investing.com.
Up Date:
Blokir situs investing.com kini sudah dibuka kembali.
Chart saham gratis berikutnya merupakan chart yang pertama kali i-bisnis
gunakan ketika mulai mempelajari analisa teknikal. Chart saham gratis dari
Yahoo ini merupakan Chart yang cukup sederhana namun juga cukup lengkap
serta menyajikan beberapa alat dan indikator yang sedikit berbeda dibanding
situs lainnya. Secara tampilan, Chart saham pada Yahoo Finance tergolong
mudah untuk dipahami, hal ini akan sangat membantu Anda yang baru mulai
mempelajari Analisa Teknikal saham.
Perlu diketahui, bahwa Yahoo Finance merupakan chart Global, sehingga untuk
mencari kode saham-saham di Indonesia, Anda perlu menuliskannya <Kode
Saham><titik>JK (contoh: ICBP.JK) dan untuk mencari chart Indeks
menggunakan <^><Kode Indeks> (Contoh: ^JKSE untuk indeks IHSG,
^JKLQ45 untuk indeks LQ45).
Untuk mulai menggunakan Chart saham gratis dari Yahoo Finance, Anda dapat
mengikuti tahapan berikut:
1. Pertama kita buka terlebih dahulu website
Yahoo Finance. Lalu
ketikan perlahan kode emiten yang ingin Anda cari hingga Yahoo memunculkan
beberapa pilihan keyword, pilih yang memiliki keyword paling sesuai seperti
pada aturan sebelumnya.
2. Pada halaman berikutnya Anda akan menemukan sebuah grafik kecil yang
menampilkan kondisi pergerakan pada hari tersebut atau pada penutupan pasar
terakhir. Langkah selanjutnya Anda hanya perlu menekan tombol Full Screen
untuk langsung masuk pada Full Frame Chart.
3. Kini Anda sudah siap untuk mulai membuat pengaturan chart dengan memilih
tipe chart, menambahkan indikator favorit serta mulai membuat coretan dalam
chart.
Untuk mempermudah, berikut ini sedikit penjelasan mengenai fitur yang
tersedia pada Chart Yahoo Finance:
111 macam Indikator teknikal
Comparasion untuk membandingkan pergerakan beberapa emiten atau indeks
dalam satu tampilan chart
Show / Hide Event untuk memilih jika Anda ingin menyertakan Corporate
Action dalam chart
Date Range 1D 5D 1M 3M 6M YTD 1Y 2Y 5Y MAX untuk membuat batasan rentang
waktu yang ingin ditampilkan pada chart
Interval / Time Frame merupakan pilihan untuk menampilkan rentang waktu
dalam setiap Bar. Pada Yahoo Finance Anda dapat menemukan pilihan
Interval 1 menit, 2 menit, 5 menit, 15 menit, 30 menit, 1 Jam, 4 Jam, 1
harian, 1 mingguan, 1 bulanan hingga interval 1 tahunan.
Chart Type dalam Yahoo Finance hanya memiliki 6 tipe grafik yaitu Line,
Area, Candle, Hollow Candle, Bar, dan Colored Bar.
Draw Mode, dengan mengaktifkan fitur ini, Anda bisa menambahkan coretan
dalam berbagai tipe garis, Simbol, Text, Fibonaci, dsb.
Serta menu pengaturan tambahan untuk menentukan skala grafik,
Background, dsb.
Tombol Share untuk membagikan grafik Anda, dan tombol Reset untuk
menghapus semua pengaturan dan mengembalikan pada tampilan awal grafik
Hal yang menarik adalah, Anda tidak perlu melakukan pendaftaran untuk
menyimpan pengaturan chart yang sudah Anda buat. Pengaturan tersebut akan
tersimpan dalam cache browser milik Anda. Setiap kali Anda membuka chart
lain dalam Tab baru, Anda akan langsung melihat tampilan dari pengaturan
yang terakhir Anda buat.
Kelemahan dari Chart Yahoo Finance adalah grafik yang ditampilkan akan
mengalami delay 15 menit dari waktu sesungguhnya. Oleh sebab itu, penggunaan
chart pada Yahoo Finance tidak cocok digunakan untuk micro trader atau
scalper.
Aplikasi RTI Mobile cukup banyak dikenal para investor saham karena user
interface yang cukup sederhana sehingga mudah digunakan dan juga data-data
yang ditampilkan terkait dengan Key Statistic Fundamental emiten pun cukup
lengkap dan up to date.
Beberapa bulan lalu RTI telah meng-update aplikasinya juga versi website
mereka dengan menambahkan Technical Chart sehingga sangat membantu
para investor maupun trader sebelum menentukan keputusan jual-beli. Kalian
dapat mengakses chart tersebut secara langsung melalui link: https://analytics.rti.co.id/tview/index_tview.jsp
Mengusung kerjasama dengan Trading View, maka Chart yang ditampilkan pun
memiliki tampilan khas dari Trading View, namun kali ini Kita dapat
menggunakannya secara gratis tanpa harus melakukan registrasi seperti pada
website Trading View. Ada pun beberapa fasilitas yang dapat kita gunakan
antara lain:
Multy Frame Viewer (Add symbol in Chart Comparation)
Drawing Tools & Setup
Zoom In/Out
Meskipun fasilitas yang ada cukup terbatas, namun Chart ini cukup mudah
digunakan hampir seperti pada penggunaan chart pada situs Investing.com.
Sayangnya, kita tidak dapat menyimpan template drawing kita, sehingga ketika
kita close situs tersebut dan kita buka ulang, maka chart akan kembali pada
tampilan Default dan kita akan kehilangan seluruh pengaturan kita
sebelumnya.
Tiga situs chart saham gratis tersebut sudah cukup mumpuni bagi Anda yang
ingin mempraktikkan ilmu analisa teknikal tanpa harus mengeluarkan biaya apa
pun. Selamat bereksperimen dan berlatih dengan ilmu analisa teknikal
untuk memperoleh pendapatan dari saham secara lebih maksimal.
“Orang yang memiliki sasaran, sukses karena mereka tahu ke mana akan
pergi.” – Earl Nightingale
Banyak orang meragukan manfaat adanya pasar modal. Bahkan sebagian masyarakat umum menganggap pasar modal sebagai tempat perjudian yang harus dihindari. Hal ini merupakan pemahaman yang salah mengenai pasar modal. Sesungguhnya pasar modal memiliki manfaat sangat besar, bukan hanya bagi perusahaan, namun juga bagi masyarakat dan negara.
Menurut pengertian dalam Bahasa Indonesia, Pasar Modal adalah kegiatan yang behubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, tempat perusahaan publik penerbit efek serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai dasar terbentuknya pasar modal dan manfaatnya, sebaiknya kita kembali ke abad ke-12 dimana lahirnya sejarah pasar modal dunia bermula.
Sejarah awal pasar modal dunia
Pada hakikatnya, sebuah pasar muncul karena adanya pertemuan para pedagang dengan pembeli yang saling melakukan transaksi jual-beli. Begitu pula dengan sejarah pasar modal.
Sejarah pasar modal di dunia hingga masa kini diawali pada abad ke-12 di Perancis, saat para courretiers de change (perancang perubahan) yang memiliki kepentingan sebagai pengelola dan pengatur utang komunitas pertanian terhadap perbankan. Karena mereka memperjual-belikan hutang, maka dapat dikatakan bahwa mereka merupakan broker pertama di dunia.
Namun ada pendapat berbeda yang mengatakan sejarah pasar modal dimulai pada abad ke-13 di daerah Bruges, ibu kota dan kota terbesar di provinsi Flanders Barat di Wilayah Flemish di Belgia. Para pedagang komoditas berkumpul di rumah Van der Beurze (Seorang pemilik penginapan besar) yang kemudian perkumpulan tersebut disebut sebagai “Brugse Beurse”, sebuah perkumpulan yang masih informal.
Meskipun sebenarnya Van der Beurze memiliki sebuah gedung di Antwerp (sebuah kota di Belgia) dimana pertemuan-pertemuan itu diadakan. Van der Beurze memiliki Antwerpen yang merupakan tempat perdagangan utama pada era tersebut. Ide pertemuan ini kemudian semakin menyebar di sekitar Flanders dan negara-negara tetangga, lalu “Beurzen” segera dibuka di daerah Ghent dan Rotterdam.
‘Beurzen merupakan bahasa Belanda yang dipakai penduduk dari negara-negara di pesisir barat laut Eropa yang kemudian penyebutannya banyak diplesetkan menjadi Borsa, Bolsa, Borse dan Bursa, istilah yang dipakai dalam perdagangan di pasar modal hingga saat ini.’
Pada pertengahan abad ke-13, bankir dari Venesia mulai memperdagangkan sekuritas milik pemerintah. Pada tahun 1351, pemerintah Venesia dilarang menyebarkan desas-desus yang dilakukan untuk menurunkan harga dana pemerintah. Kegiatan ini juga mulai diikuti oleh bankir di Pisa, Verona, Genoa, dan Florence selama abad ke-14. Hal ini memungkinkan karena kota (saat itu masih disebut sebagai negara) tersebut karena sudah cukup mandiri tanpa dipengaruhi campur tangan pemerintah daerah setempat.
Perusahaan-perusahaan dari Italia menjadi perusahaan yang pertama kali menerbitkan saham di bursa yang kemudian diikuti oleh perusahaan di Inggris dan negara-negara pesisir barat laut Eropa.
Sedangkan sejarah pasar modal modern diawali antara abad ke-17 dan ke-18. Saat itu Belanda menjadi pelopor inovasi dasar-dasar sistem keuangan modern. Sementara kota-kota di Italia masih memproduksi obligasi pemerintah pertama yang dapat dipindah-alihkan, mereka tidak mengembangkan keperluan lain untuk diproduksi pasar modal yang telah matang, yaitu bursa saham.
Di awal tahun 1600an, VOC yang merupakan persekutuan dagang asal Belanda yang menguasai aktivitas perdagangan di Asia menjadi yang pertama memperdagangkan obligasi dan lembar saham pada masyarakat umum. Perdagangan saham perusahaan selanjutnya secara berkesinambungan dilakukan di Amsterdam Exchange. Kemudian dilanjutkan dengan munculnya turunan perdagangan berupa Opsi dan Repo.
Saat itu bentuk perdagangan saham masih berupa lembaran sertifikat kepemilikan saham. Namun saat ini bentuk perdagangan di pasar modal sudah beralih dalam bentuk digital yang disimpan di Rekening Dana Investor.
Sejarah pasar modal Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia dimulai pada masa kolonial Belanda. Seperti yang disebutkan dalam sejarah pasar modal dunia, saat itu VOC merupakan penguasa perdagangan di Asia membuka pasar modal pertama di Indonesia pada tanggal 14 Desember 1912 di Batavia (saat ini menjadi Jakarta) untuk mencari modal dalam pembangunan perkebunan masal di Indonesia. Bursa efek tersebut bernama Vereniging voor de Effectenhandle (asosiasi perdagangan efek). Sayangnya, bursa efek tersebut harus ditutup di tahun 1914 hingga tahun 1918 sebagai akibat dari munculnya Perang Dunia I.
Di tahun 1925 – 1942 bursa efek di Jakarta dibuka kembali ditambah dengan dibukanya bursa efek di Surabaya pada 11 Januari 1925 dan bursa efek di kota Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.
Pecahnya Perang Dunia II memunculkan gejolak ekonomi yang cukup mengkhawatirkan kegiatan di pasar modal. Hal itu menyebabkan ditutupnya pasar modal Surabaya dan Semarang di tahun 1939. Kekhawatiran tersebut masih berlangsung dan semakin memburuk menyebabkan ditutupnya bursa efek di Jakarta selama 12 tahun dari tanggal 10 Mei 1940 hingga akhirnya tanggal 3 Juni 1952 pasar modal Jakarta dibuka kembali.
Masa transisi dari pemerintahan Belanda ke pemerintahan Indonesia masih memunculkan banyak masalah. Program nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing di tahun 1956 serta tingginya inflasi yang terjadi pada orde baru membuat khawatir investor di pasar modal sehingga bursa efek Indonesia harus ditutup.
Hingga pada tanggal 10 Agustus 1977 Presiden Soeharto kembali meresmikan Bursa Efek Jakarta dengan pengawasan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). PT Semen Cibinong menjadi emiten perusahaan swasta pertama yang tercatat melakukan go public setelah sebelumnya PT Danareksa sebagai perusahaan BUMN pertama yang lebih dahulu melakukan go public.
Pembukaan pasar modal saat itu tidak langsung memperoleh tanggapan positif. Bentuk undang-undang yang banyak membatasi ruang gerak bagi perusahaan membuat pasar modal menjadi lesu. Hingga pada tahun 1987 pemerintah melakukan deregulasi terkait peraturan perundang-undangan di pasar modal sehingga semakin mempermudah Emiten dan juga Investor.
Melalui keputusan Kementrian Keuangan No. 1055/KMK.013/1989, pemerintah semakin menggiatkan pasar modal di Indonesia dengan membuka peluang bagi investor asing dengan batas kepemilikan maksimum 49%. Pemerintah pun merubah Bursa Efek Jakarta sebagai perusahaan swasta sedangkan BAPEPAM yang sebelumnya sebagai penyelenggara bursa, maka kini hanya menjadi regulator perdagangan di pasar modal. Pemerintah juga membentuk lembaga-lembaga baru seperti Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), reksadana, dan manajer investasi.
Pada tahun 2007 akhirnya Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya digabungkan menjadi Bursa Efek Indonesia.
Manfaat pasar modal bagi Emiten dan Investor
Seperti yang diungkapkan oleh sejarah bahwa awal pasar modal menjadi tempat bertemunya Emiten yang membutuhkan modal dengan para Investor yang bersedia memberi modal dengan imbal hasil yang disepakati. Seiring waktu berjalan, surat-surat perjanjian tersebut akhirnya dapat dipindah-tangankan (diperjual-belikan) antar investor seperti yang saat ini terjadi di pasar modal sekunder. Namun manfaat pasar modal bukan hanya itu, para ahli mengungkapkan beberapa manfaat pasar modal sebagai berikut:
Sebagai sarana penambah modal bagi usaha
Perusahaan bisa memperoleh dana dengan cara menjual saham ke pasar modal yang akan ditawarkan ke masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau oleh pemerintah.
Sebagai sarana pemerataan pendapatan
Dividen akan dibagikan oleh perusahaan-perusahaan dalam jangka waktu tertentu kepada para investor. Dalam hal ini, penjualan saham melalui pasar modal dapat menjadi sarana pemerataan pendapatan dalam masyarakat umum.
Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi
Modal yang terkumpul dari hasil pelepasan saham perusahaan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja
Dengan bertumbuhnya industri-industri, secara otomatis akan membuka lapangan kerja untuk mengimbangi kebutuhan produksi.
Sebagai sarana peningkatan pendapatan negara
Setiap transaksi yang terjadi dipasar modal akan dikenakan pajak oleh pemerintah. Melalui pajak ini, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan negara.
Sebagai indikator perekonomian negara
Begitu eratnya hubungan pasar modal dengan perekonomian negara sehingga pasar modal dapat dijadikan sebagai indikator perekonomian negara. Semakin meningkatnya aktivitas dan volume penjualan/pembelian di pasar modal memberi indikasi bahwa aktivitas bisnis berbagai perusahaan berjalan dengan baik yang dapat menunjang perekonomian. Begitu pula sebaliknya.
Secara khusus bagi emiten di pasar modal memperoleh manfaat, antara lain:
Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
Tidak ada surat perjanjian khusus sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/perusahaan
Penyelesaian masalah perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan
Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
Bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut tercermin pada meningkatnya harga saham yang mencapai kapital gain
Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang mengambang bagi pemenang obligasi
Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen untuk mengurangi risiko
Setelah memahami manfaat dan sejarah asal mula pasar modal harapannya dapat mengubah pandangan masyarakat mengenai investasi di pasar modal baik berupa obligasi, saham, ETF, dan lainnya. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah mengeluarkan fatwa memperbolehkan investasi di pasar modal, terutama dalam pasar modal syariah.