Bagi masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa, pasti akrab sekali dengan
lauk tempe ini. Ya, hampir semua orang menyukai tempe dan bahkan tempe
langsung menjadi makanan populer di Eropa sejak pertama kali diperkenalkan
oleh orang-orang Belanda pada masa pendudukan atas Indonesia di tahun 1895.
Hal ini membuktikan bahwa bisnis Tempe menarik minat konsumen cukup
tinggi dan bahkan berpotensi besar menjadi bidang usaha dengan hasil
untuk ekspor.
Selain tempe memiliki rasa enak, tempe juga dikenal memiliki banyak manfaat
bagi kesehatan karena mengandung anti-oksidan dan anti biotik, tempe juga
dapat dijadikan menu diet karena meskipun memiliki nilai protein tinggi tetapi
tempe memiliki kandungan bebas lemak dan banyak sekali manfaat lainnya yang
dapat rekan i-bisnis temukan di berbagai media mengenai manfaat tempe bagi
kesehatan. Kita akan lebih fokuskan pembahasan pada memulai
usaha produksi tempe pada industri rumahan. Sebelum melangkah
lebih jauh, kita akan mengenal bahan utama pembuatan tempe yaitu biji kedelai.
Berikut ini tips bisnis memilih kedelai sebagai bahan baku tempe:
1. Berwarna kuning kecokelatan
Ada banyak sekali varian kedelai, salah satunya berwarna hitam legam berbiji
kecil dan biasanya digunakan sebagai bahan baku kecap. Dalam usaha tempe,
untuk pembuatan tempe sendiri lebih banyak menggunakan kedelai berwarna kuning
kecoklatan merata.
2. Biji bulat tidak pipih
Ada kalanya biji kedelai tumbuh dengan bentuk agak pipih. Kedelai pipih ini
cukup sulit mengembang dan agak keras. Oleh karena itu dalam usaha pembuatan
tempe disarankan untuk memilih kedelai dengan biji bulat.
3. Cukup masak
Kedelai muda biasanya terasa agak pahit dan kandungan gizinya pun kurang.
Pilihlah kedelai dengan kondisi cukup tua dengan ciri-ciri kulit mulus tanpa
keriput dan padat. Kedelai yang sudah cukup masak paling banyak dicari oleh
pengusaha tempe.
4. Daging kedelai padat
Selain terlihat secara fisik, ketika biji kedelai telah kita rebus dalam
proses pembuatan tempe, akan ada beberapa biji terlihat mengapung. Kedelai
yang mengapung tersebut perlu kita pisahkan dan dibuang bersama kulit biji
kedelai. Dalam beberapa lokasi bisnis pembuatan tempe, limbah tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak.
5. Kering
Kedelai sebaiknya dalam kondisi kering sebelum diolah karena jika biji kedelai
masih basah akan lebih mudah membusuk dan berakibat pada citarasa tempe
nantinya. Pastikan kedelai sebelum diolah benar-benar bersih dan kering, jika
biji kedelai kurang kering sebaiknya dijemur terlebih dahulu.
Selain biji kedelai, satu lagi bahan pokok pembuatan tempe yang juga cukup
penting, yaitu ragi tempe. Dari hasil penelusuran i-Bisnis, salah satu
ragi tempe terkenal ber-merk Raprima asal Bandung menjadi pilihan
beberapa pengusaha bisnis pembuatan tempe.
Setelah bahan siap, kita lanjutkan pada proses pembuatan tempe. Masing-masing
produsen tempe memiliki rahasia takarannya sendiri sehingga hampir setiap
produsen akan menghasilkan citarasa tempe berbeda. Namun i-Bisnis akan memberi
contoh pembuatan tempe dalam skala kecil terlebih dahulu agar rekan-rekan
dapat mencobanya dirumah.
Proses membuat tempe dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Bersihkan biji kedelai dari segala kotoran, batang, kulit, maupun
kerikil.
2. Rebus kedelai hingga cukup matang
3. Dinginkan rebusan kedelai
4. Ganti air rebusan dengan air bersih dan rendam selama 1 malam
5. Tiriskan kedelai lalu pisahkan dengan kulitnya dengan cara diremas-remas dan dibersihkan.
6. Kukus kedelai setelah dikupas hingga matang lalu dinginkan dengan cara diangin-anginkan
7. Ratakan kedelai pada wadah datar dan pastikan sudah benar-benar kering untuk selanjutnya sebarkan secara merata 10 gr ragi tempe & 2 sendok makan tepung tapioka
8. Setelah merata, bungkus dengan daun pisang atau plastik yang sudah diberi lubang udara dengan ukuran tebal sewajarnya lalu simpan dalam suhu ruangan dan tidak terlalu lembab, namun juga tidak terlalu pengap
9. Langkah terakhir hanya perlu Anda tunggu selama 2 hari dan tempe siap untuk diolah sebagai lauk
2. Rebus kedelai hingga cukup matang
3. Dinginkan rebusan kedelai
4. Ganti air rebusan dengan air bersih dan rendam selama 1 malam
5. Tiriskan kedelai lalu pisahkan dengan kulitnya dengan cara diremas-remas dan dibersihkan.
6. Kukus kedelai setelah dikupas hingga matang lalu dinginkan dengan cara diangin-anginkan
7. Ratakan kedelai pada wadah datar dan pastikan sudah benar-benar kering untuk selanjutnya sebarkan secara merata 10 gr ragi tempe & 2 sendok makan tepung tapioka
8. Setelah merata, bungkus dengan daun pisang atau plastik yang sudah diberi lubang udara dengan ukuran tebal sewajarnya lalu simpan dalam suhu ruangan dan tidak terlalu lembab, namun juga tidak terlalu pengap
9. Langkah terakhir hanya perlu Anda tunggu selama 2 hari dan tempe siap untuk diolah sebagai lauk
Analisa modal dan keuntungan bisnis produksi tempe rumahan dapat kita perhitungkan sbb:
A. Biaya Aset Awal
- Panci 9 pcs x Rp. 50.000 = Rp. 450.000,-
- Dandang Kukus 6 pcs x Rp. 50.000 = Rp. 300.000,-
- Kompor / Tungku 4 pcs x Rp. 120.000,- = Rp. 480.000,-
- Ember 4 pcs x Rp. 30.000,- = Rp. 120.000,-
- Tampah 8 pcs x Rp. 20.000,- = Rp. 160.000,-
B. Biaya Operasional Bulanan
- Biji kedelai mentah Rp. 6.500,- /kg x 600 kg = Rp. 1.950.000,-
- Karyawan 1 Orang x Rp. 1.000.000,- = Rp. 1.000.000,-
- Air, Listrik, dan biaya tak terduga = Rp. 300.000,-
C. Jumlah Produksi dan Harga Jual
Rata-rata harga jual tempe sekitar Rp. 12.000,-/kg. Dengan produksi 480 kg/bulan (rata-rata tempe yang didapat sebanyak 80% dari jumlah kedelai) bisa didapat omset sebesar Rp. 5.760.000,-. Dipotong biaya bulanan akan mendapat laba bersih Rp. 2.510.000,-. Bahkan dalam produksi satu bulan, rekan i-Bisnis sudah dapat menutup modal awal untuk aset dan operasional dalam bisnis tempe ini.
Untuk bisnis olahan tempe secara domestik memang terlihat
murahan. Tetapi jika Anda mencoba mematok pasar Internasional justru lebih
menggiurkan karena tempe dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan dan dikenal
sebagai makanan khas Indonesia namun juga digemari di manca negara.
“Salah satu kunci penting kesuksesan adalah percaya diri. Kunci penting
untuk percaya diri adalah persiapan.” – Arthur Ashe